Selasa, 02 Oktober 2012

Pidato Perdamaian oleh Pemimpin Islam di Hadapan anggota Kongres Amerika

Pidato perdamaian bersejarah disampaikan oleh Pemimpin Islam di Gedung Capitol Hill menyerukan Perdamaian dunia dan mendesak Amerika untuk bertindak adil dan beritikad baik dalam membangun perdamaian dunia.
"Perdamaian dan keadilan tidak dapat dipisahkan - Anda tidak dapat memiliki satu tanpa yang lainnya. Namun secara umum ada sedikit keraguan dimana kegelisahan dan kecemasan meningkat di dunia dan berbagai gangguan telah menyebar. Ini jelas membuktikan bahwa entah dimana, persyaratan keadilan tidak terpenuhi."
Itu adalah sepenggal kalimat dari pidato yang disampaikan Hadhrat Mirza Masroor Ahmad di hadapan para Anggota Kongres Amerika Serikat dan berbagai elemen masyarakat.
Dari Press Release di situs Alislam.org Disebutkan bahwa 27 Juni 2012, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mendapat sambutan di Capitol Hill, Washington DC, dimana beliau menyampaikan pidato utama dengan judul ' Jalan Menuju Perdamaian - Hubungan antar bangsa' di hadapan para audiens yang terdiri dari lebih 30 anggota Kongres Amerika Serikat, termasuk Nancy Pelosi, Pemimpin Demokrat di Dewan Perwakilan (House of Representatives).
Juga hadir dalam acara tersebut anggota Korps Diplomatik, Gedung Putih dan staff Depatemen Luar negeri, para profesor, para tokoh LSM, tokoh agama, perwakilan media, perwakilan Negara dan berbagai lapisan masyarakat.
Selama acara tersebut, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad diberikan kesempatan berkeliling gedung Capitol Hill sebelum diantar ke Dewan Perwakilan dimana Resolusi diberikan untuk menghormati kunjungan Huzur ke Amerika Serikat.
Paragraf pengantar Resolusi tersebut menyatakan:
"Menyambut Yang Mulia, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, pemimpin spriritual dan administratif Jamaah Muslim Ahmadiyah seluruh dunia ke Washington DC dan mengakui komitmennya untuk perdamaian dunia, keadilan, anti kekerasan, HAM, kebebasan beragama dan demokrasi."
Acara dimulai pada pukul 09:55 dengan pembacaan Alquran oleh Maulana Azhar Hanif, sebelum sambutan yang diberikan oleh Amjad Mahmood Khan, Sekretaris Nasional Bidang kemasyarakatan dari Jamaah Muslim Ahmadiyah Amerika Serikat.
Senator Robert Casey (US-PA) menyambut Hadhrat Mirza Masroor Ahmad dengan senang hati ke Amerika Serikat dan mengatakan bahwa ia merasa terhormat bisa berkesempatan bertemu dengan beliau. Dia mengatakan:
"Saya ingin mengucapkan terimakasih atas kepemimpinan Anda yang baik dan komitmen Anda untuk perdamaian, toleransi dan keadilan."
Anggota kongres Muslim pertama, Keith Ellison (US MN-5) mengatakan bahwa Amerika Serikat merasa terhormat oleh kedatangan Hadhrat Mirza Masroor Ahmad dan ia mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan kekhalifahannya, Jamaah Muslim Ahmadiyah membuktikan diri sebagai "keberkahan bagi rakyat Amerika Serikat.'
Anggota kongres Brad Sherman (US CA-27) mengatakan bahwa ia akan memperkenalkan Resolusi Kongres untuk menyambut Huzur ke Amerika Serikat di Dewan Perwakilan setelah acara tersebut. Dia juga mengatakan bahwa Hadhrat Mirza Masroor Ahmad adalah 'model toleransi bagi seluruh dunia."
Katrina Lantos Swett, Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama International (USCIRF) mengatakan bahwa ia merasa seluruh ruangan diisi dengan 'berkah khusus dan tidak diragukan lagi bahwa itu adalah refleksi dari keberkahan yang dibawa oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad ke Capitol.
Anggota Kongres Frank Wolf (VA-10) menyambut dengan senang hati Hadhrat Mirza Masroor Ahmad ke Amerika Serikat dan mengatakan bahwa Jamaah Muslim Amerika Serikat selalu siap dalam mendukung semua upaya Hak Asasi manusia.


Anggota Kongres Mike Honda (CA-15) berbicara tentang kebahagiaannya dalam kesempatan pertemuan pribadinya dengan Hadhrat Mirza Masroor Ahmad sebelumnya di Masjid Baitur Rahman.
Dia mengatakan bahwa ia berharap Ahmadiyah tetap aman damai selamanya di Amerika Serikat sehingga mereka bisa terus menyebarkan pesan perdamaian mereka.
Setelah itu salinan Resolusi khusus Kongres diberikan kepada Hadhrat Mirza Masroor Ahmad oleh anggota Kongress Zoe Lofgren (D-CA)

Pemimpin Demokrat, anggota Kongres Nancy Pelosi mengatakan bahwa ia bangga bahwa sambutan bipartisan telah diberikan kepada Hadhrat Mirza Masroor Ahmad.
Dia mengatakan kepemimpinan Hadhrat Mirza Masroor Ahmad ditandai dengan 'kebijaksanaan dan belas kasih. Dia lebih lanjut mengatakan bahwa meskipun menghadapi penganiayaan berat, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad menolak untuk membalas dengan dendam.
Amir Nasional Jamaah Muslim Ahmadiyah Amerika Serikat, Dr Ahsanullah Zafar, berbicara tentang bagaimana dibawah kepemimpinan Khalifahnya, Jamaah Muslim Ahmadiyah tidak pernah menanggapi penganiayaan dengan kekejaman melainkan dengan doa.


Pidato utama dari Hadhrat Mirza Masroor Ahmad dimulai pada 10:40. Beliau memberikan pencerahan para audiens tentang ajaran-ajaran Alquran tentang hubungan international.
Beliau mengatakan bahwa prinsip utama dalam menjaga perdamaian adalah keadilan sejati.
"Yang sebenarnya adalah bahwa perdamaian dan keadilan tidak dapat dipisahkan - Anda tidak dapat memiliki satu tanpa yang lainnya.. Namun secara umum ada sedikit keraguan dimana kegelisahan dan kecemasan meningkat di dunia dan berbagai gangguan telah menyebar. Ini jelas membuktikan bahwa entah dimana, persyaratan keadilan tidak terpenuhi."
Beliau mengatakan bahwa Islam mengajarkan bahwa semua manusia dilahirkan sama dan mereka layak mendapatkan hak asasi manusia yang sama.
Hahdrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan:
"Dalam Alquran Allah taala telah menjelaskan bahwa latar belakang bangsa atau etnis hanyalah sebagai identitas, hal tersebut tidak menyatakan atau menegaskan segala bentuk superioritas apapun."
Beliau melanjutkan:
"Jadi, ini adalah ajaran Islam yang terang, bahwa setiap orang yang berasal dari berbagai bangsa dan ras adalah sama. Dan hal ini jelas bahwa semua orang harus diberikan hak yang sama tanpa diskriminasi atau prasangka. Ini adalah kunci dan prinsip emas yang meletakkan dasar untuk harmonisasi antar berbagai kelompok dan bangsa dan sebagai upaya pembentuk perdamaian.

Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan bahwa negara kaya harus melakukan upaya besar untuk membantu negara-negara berkembang, tetapi mereka harus melakukannya dengan tanpa niat untuk kepentingan pribadi atau nasional.
Sebaliknya mereka harus bertindak dengan keinginan untuk melayani kemanusiaan dan dengan itikad untuk mengakhiri kegelisahan dan kecemasan dari mereka yang membutuhkan.
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengakhiri dengan pesan yang menyerukan perdamaian.
Huzur mengatakan:
"Amerika Serikat sebagai kekuatan terbesar di dunia, harus memainkan perannya dalam bertindak dengan keadilan sejati dan dengan niat yang baik seperti yang saya jelaskan. Jika itu dilakukan, maka dunia akan selalu ingat dengan kekaguman yang tinggi terhadap upaya besar kalian. Saya berdoa semoga ini menjadi kenyataan."
Naskah Lengkap Terjemahan Pidatonya bisa dibaca disini:  "Perdamaian Dunia, Kesetaraan Antar Bangsa"

Cara Menanggapi Film anti-Islam The Innocence of Muslim


Pemimpin Dunia Islam mengutuk film anti-Islam The Innocence of Muslim
Pemimpin dunia Jamaah Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifa Kelima, telah menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk bersatu secara damai dalam penentangan mereka terhadap film 'The Innocence of Muslim" yang telah menimbulkan kemarahan besar di kalangan Muslim dan kemarahan di seluruh dunia. Beliau juga menyerukan tentang batas-batas kebebasan berbicara sehingga sentimen keagamaan semua orang dilindungi.

Dalam kesempatan Khutbah Jumat yang disampaikan dari Masjid Baitul Futuh di South West London pada tanggal 21 September 2012, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan bahwa Muslim seluruh dunia telah dirugikan dan terluka oleh film dan juga oleh keputusan Majalah terkenal Perancis untuk sekali lagi mencetak karikatur yang menggambarkan 'kehinaan' Nabi Muhammad saw.

Berbagai Media-media termasuk BBC, National news, BBC Newsright, Sky News, Sky Arabic, Reuters, the Press Association dan berbagai organisasi lain hadir dan bertemu dengan Hadhrat Mirza Masroor Ahmad segera setelah khutbahnya.

Selama khutbahnya, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan bahwa ketakutan terhadap Islam merupakan motivasi utama di balik video anti-Islam dan serangan-serangan serupa lainnya. Beliau mengatakan:
"Hal ini merupakan ketidakmampuan mereka untuk mengalahkan Islam yang menyebabkan lawan Islam mempergunakan tindakan-tindakan keji yang mereka benarkan atas nama kebebasan berbicara dan berekspresi."
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad sangat mengecam terhadap respon-respon dalam bentuk kekerasan yang terlihat di sejumlah negara oleh Muslim ekstremis. Beliau mengatakan bahwa pembunuhan terhadap orang yang tak bersalah, termasuk duta besar dan diplomat benar-benar bertentangan dengan ajaran Islam, ia mengatakan bahwa merusak sarana-sarana atau membakar bangunan-bangunan benar-benar keliru dan tidak ada pihak yang diuntungkan, kecuali mereka yang ingin mencemarkan nama baik Islam.

Menanggapi masalah kebebasan berbicara, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan bahwa orang-orang jangan terlalu bangga terhadap hukum dan peraturan manusia dan mengakui mungkin ada kekurangan dalam beberapa hukum tersebut. Menganggap kebebasan berbicara sebagai hal terpenting dengan mengorbankan kedamaian dunia dan kerukunan merupakan konsep yang salah.

Berbicara tentang perlunya memprioritaskan hak-hak tertentu atas orang lain, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan:
"Jangan sampai atas nama kebebasan berbicara perdamaian di seluruh dunia menjadi hancur."
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad juga meminta para pemimpin dunia dan anggota masyarakat untuk bercermin apakah mereka berperan dalam menyebabkan meningkatnya permusuhan di dunia dengan mendukung, dalam bentuk apapun, hak orang lain untuk membuat film atau karikatur yang menyinggung sentimen agama dan menyakiti orang yang tidak bersalah.

Dalam reaksi terhadap beberapa provokasi, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk menampilkan respon secara kolektif dan dewasa, Beliau mengatakan Pemerintah muslim dan orang orang Islam yang tinggal di negara-negara barat harus bersatu untuk menyebarkan ajaran Islam sejati yang damai dan Alquran kepada dunia. Beliau mengatakan mereka harus berdiri dengan damai dan bersatu untuk membela Islam dan akhlak mulia dari Nabi Suci Muhammad saw  pada setiap kesempatan dan pada setiap tingkat.

Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan:
"Muslim harus ingat bahwa ekstremisme bukanlah jawaban untuk provokasi tersebut. Sebaliknya jawabannya adalah dengan mereformasi diri sendiri dan menanggapi penghinaan lawan dengan banyak bershalawat kepada nabi suci Muhammad saw. Dan dalam hal duniawi muslim perlu bersatu. Dan muslim yang tinggal di negara-negara barat harus sepenuhnya memanfaatkan kekuatan hak pilihnya."

Beliau mencatat bahwa dalam beberapa tahun terakhir seperti serangan terhadap Islam telah meningkat walaupun reaksi yang tak pantas yang ditunjukkan oleh muslim tertentu harus dikutuk, beliau mengatakan bahwa hal yang tidak boleh dilupakan bahwa orang lain sering mengambil langkah pertama dalam menyebabkan kekacauan.

Menjelaskan upaya dari Jamaah Ahmadiyah dalam menggmbarkan ajaran Islam sebenarnya kepada dunia, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan:
"Kami Muslim Ahmadi tidak pernah melewatkan kesempatan ketika datang untuk pelayanan kemanusiaan. Misalnya tahun lalu, sebagai tindakan terhadap kebutuhan yang mendesak, kami telah mengumpulkan sekitar 12.000 botol darah untuk masyarakat Amerika dan kami kamipun telah melakukan danor darah serupa pada saat ini. Jadi kita memberikan darah dalam upaya untuk menyelamatkan nyawa, tetapi dengan mendukung tindakan orang jahat dan penuh kebencian, orang lain telah membuat hati kita berdarah dengan kesedihan.
Khalifah menyimpulkan dengan berbiacara tentang bagaimana semua upaya untuk melemahkan atau mengejek Nabi Muhammad saw ditakdirkan untuk gagal. beliau mengataan:
"Harus diingat bahwa pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah Hadhrat Masih Mau'ud mengatakan bahwa setiap kemenangan berasal dari langit dan bahwa langit telah memutuskan bahwa nabi yang mana dunia berusaha untuk menghinanya pada akhirnya dia akan diberikan kemenangan besar dalam dunia ini. Dan kemenangan ini akan dicapai dengan memenangkan hari orang-orang."
Selama konferensi pers setelah khutbah jumat, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan kepada media yang bekumpul bahwa kecintaan seorang muslim kepada Nabi Muhammad saw tak tertandingi. Beliau mengatakan bahwa semua orang terluka jika orang yang mereka cintai diejek, dengan demikian setiap serangan terhadap Nabi Muhammad pasti akan menyedihkan semua muslim.

Dalam menanggapi pertanyaan tentang protes kekerasan setelah rilis film, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan bahwa protes seperti itu salah  dan pembunuhan terhadap orang yang tidak bersalah termasuk duta besar dan diplomat benar-benar bertentangan dengan ajaran Islam. Beliau mengatakan bahwa semua protes harus dilakukan dalam lingkup hukum dan tetap damai.

ISLAM BUKAN AGAMA TEROR

Maulana Ataul Mujeeb Rashid*
ISLAM BUKAN AGAMA TERORSuatu kehormatan bagi saya bisa berbagi dengan anda beberapa pemikiran saya pada subyek yang sangat tepat yaitu Apa pesan dari Islam, Agama damai yang banyak disalahpahami oleh orang-orang pada masa-masa sekarang.
Fakta bahwa tetap membangun perdamaian adalah salah satu dari keinginan manusia yang paling bergejolak pada saat ini. Tetapi sayangnya hal ini tidak terlihat dimanapun. Banyak terjadi peperangan di berbagai tempat. Begitu juga begitu banyak permasalah dan krisis yang serius yang dihadapai umat manusia, dan semua orang begitu mendambakan jalan menuju kedamaian abadi sehingga mereka dapat menikmati kehidupan mereka di dunia ini dan juga ketika mereka kembali kepada Sang Pencipta.

Islam menyajikan perdamaian nyata bagi seluruh umat manusia, Kami tidak mengklaim bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang menyajikan kedamaian, kami juga tidak mengklaim Islam  memonopoli suatu kebenaran. Kami mengakui bahwa semua agama yang benar diajarkan dan dikirim oleh Allah taala, mereka membawa pesan perdamaian karena mereka semua bersal dari satu pencipta yang sama yang merupakan sumber kedamaian sepanjang masa. Tetapi Islam sangat dibedakan karena nama Islam secara harfiah berarti damai. Hal itu menyajikan pesan perdamaian dengan kejelasan yang penuh dan kebijaksanaan yang mendalam. Islam berarti penyerahan diri kepada kehendak dan perintah Allah dan karena mengikuti ajaran-ajarannya, orang dapat menikmati ketenangan setiap saat.
Sayangnya pada saat ini Islam sedang disamakan sebagai agama teror, agama penumpahan darah, dan sebagian orang – sebagian besar diantaranya – benar-benar menganggap Islam sebagai agama yang mengajarkan kebencian antara satu sama lain, dan antar negara dengan negara lain. Faktanya adalah bahwa Islam adalah pendukung terbesar perdamaian dan Nabi Muhammad saw adalah kampium terbesar dalam perdamaian sepanjang masa, menyebarkan perdamian untuk seluruh umat manusia.
Ada dua sumber utama untuk memahami Islam. Yang pertama adalah Alquran yang merupakan kitab suci Islam, wahyu lisan dari Allah taala yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw. Ini telah digambarkan sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia (Q.S. 2:186). Alquran juga telah digambarkan sebagai “rahmah” (Q.S16:90 yang berarti rahmat.
Dan yang kedua adalah contoh mulia dari pendiri suci Islam Nabi Muhammad saw. Dia adalah perwujudan perdamaian dan dinyatakan sebagai personifikasi rahmat bagi seluruh umat manusia (Q.S 21:108). Sayangnya pada kedua sumber tersebut, Alquran dan Nabi Muhammad saw orang tidak benar-benar mengerti apa yang mereka maksud.
Sebagai contoh belum lama ini, Anggota parlemen di Belanda membuat pernyataan bahwa menurut pemahamannya (tentunya ini salah) setengah dari Alquran harus dibuang ke laut. Mengapa? Dia mengatakan: “Saya percaya bahwa Alquran mengajarkan perang dan kebencian, pertumpahan darah serta terorisme.” Apakah ada tuduhan yang lebih besar yang dikaitkan pada Alquran yang merupakan perwujudan dari ajaran-ajaran damai? Padahal kenyataannya Alquran tidak lain mengajarkan perdamaian, harmoni dan menghormati hidup berdampingan antar umat manusia.
Hari ini saya ingin menyajikan beberapa pernyataan dari Alquran untuk mendukung bahwa Alquran sebenarnya adalah pesan perdamaian, jauh dari pesan kebencian, kekerasan dan pertumpahan darah.
Pertama-tama, Alquran telah mengatakan: Tidak ada paksaan dalam urusan agama.” (Q.S 2:257) Ini secara kategori menyatakan bahwa orang-orang dari seluruh dunia benar-benar bebas untuk memilih keyakinan mereka, mana saja yang mereka suka dan senang dalam untuk menjalankannya. Dan dan tak seorangpun di bumi ini yang dapat dengan cara apapun memaksa orang lain menerima Agama Islam. Alquran menyatakan bahwa kebebasaan berkeyakinan adalah hak dasar dari semua manusia. Mereka bisa percaya pada agama apapun yang mereka suka dan mereka dapat menjadi pengikut setiap keyakinan yang mereka pilih.
Alquran menyatakan:
“Inilah hak dari Tuhan-mu ; maka barangsiapa menghendaki, maka berimanlah, dan barangsiapa menghendaki, maka ingkarlah.” (Q.S 18:30)
Begitu tegasnya disebutkan bahwa Islam adalah manifestasi kebenaran: Orang yang ingin mempercayainya biarkan mereka percaya dan mereka yang tidak ingin percaya biarkan mereka menyangkalnya. Tdiak ada paksaan dalam berkeyakinan.Orang-orang diberi pilihan bebas, jadi Islam tidak memiliki intrumen pemaksaan atau paksaan untuk mengubah setiap orang agar beriman ke dalam pangkuan islam.

Hukuman Murtad dari Islam
Kemudian muncul pertanyaan bahwa jika seorang muslim ingin meninggalkan Islam apa yang akan terjadi padanya? Ada sebuah kepercayaan keliru yang dihubungkan dengan Alquran, beberapa orang yang sayangnya termasuk orang Islam sendiri, mempunyai pemikiran bahwa Aqluran mengatakan bahwa orang semacam itu harus dipenggal. Kenyataannya justru kebalikan dari itu. Alquran dimanapunj tidak pernah menyebutkan bahwa hukuman murtad adalah membunuh orang yang bersangkutan. Alquran menyatakan:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, kemudian ingkar, kemudian beriman lagi, kemudian ingkar lagi, kemudian kian bertambah dalam kekufuran, sekali-kali Allah swt. tidak akan mengampuni mereka dan tidak pula akan menunjukkan jalan lurus  kepada mereka.
(Q.S. 4:138)
Orang bisa membayangkan bahwa jika hukuman murtad adalah dengan pembunuhan, maka apakah memungkinkan bagi seseorang yang murtad, kembali ke pangkuan Islam untuk kedua kalinya? Jika hukumannya adalah kematian  – seperti yang mereka katakan – maka tidak ada kemungkinan bagi seseorang kembali kepada Islam. Namun Alquran jelas menyatakan bahwa adalah sangat mungkin bahwa seorang Muslim yang meninggalkan agamanya untuk beberapa alasan bisa kembali pada keyakinannya jika ia menginginkannya. Pilihan dan opsi selalu ada disini. Tidak ada hukuman disebabkan kemurtadan maupun unsur paksaan untuk memaksa seseorang dengan cara apapun untuk menerima Islam dan kemudian tetap menjadi Islam sampai akhir hayat.
Menurut Islam, agama adalah permasalahan pilihan. Jika seseorang senang dengan kebenaran islam dan mereka puas, tentu saja mereka sangat dipersilahkan dan bergabung dengan Islam. Tetapi jika mereka memutuskan untuk tidak melakukannya, maka tidak ada paksaan dan bahkan jika setelah masuk Islam kemudian mereka ingin pergi, maka merekapun bisa pergi. Allah taala akan melihat hal ini dalam kehidupan yang akan datang tetapi tak seorangpun memiliki kewenangan untuk mengeluarkan hukuman bagi yang murtad.

Hukuman penghujatan Terhadap Islam
Pertanyaan selanjutnya yang sangat sering ditanyakan adalah hukuman penghujatan dalam Islam. Ini adalah satu hal lagi yang merupakan tuduhan besar dalam menentang Islam. Pertanyaannya adalah bahwa jika seseorang melakukan suatu penghujatan terhadap Allah taala, Rasulullah saw, atau Alquran atau dalam hal ini, setiap hal yang suci dalam Islam dengan menggunakan bahasa kotor atau menunjukkkan rasa tidak hormat dengan cara apapun, maka apa hukuman untuk itu? Hal ini dikatakan dan diyakini oleh banyak orang termasuk orang Islam sendiri bahwa hukuman bagi penghujatan adalah kematian. Pernyataan seperti itu sama sekali tidak benar.
Alquran tidak satupun menyebutkan bahwa hukuman untuk penghujatan adalah kematian bahkan hukuman yang lebih rendah. Dan sebenarnya tidak ada hukuman duniawi bagi kejahatan ini. Tidak diragukan lagi, menurut Islam penghujatan merupakan bentuk kejahatan yang sangat tercela dan menyakitkan hati, namun hukuman untuk ini sepenuhnya ada di tangan Allah taala. Allah mungkin akan menghukum pelakunya di kehidupan ini atau kehiduan nanti. Kami percaya bahwa setiap orang akan bertanggungjawab di hadapan Allah. Pada hari penghakiman, Allah akan akan melihat itu, tetapi Allah tidak memberi hak kepada siapapun dalam kehidupan ini untuk memberikan hukuman apapun. Saya kutip disini referensi dari Alquran:
“Kamu pasti akan di uji dalam hartamu dan jiwamu, dan pasti kamu akan mendengar banyak hal  yang menyakitkan hati dari orang-orang yang telah diberi Alkitab sebelummu dan dari orang-orang musyrik. Dan jika kamu bersabar dan bertakwa, maka hal demikian sungguh merupakan urusan keteguhan hati.” (Q.S 3:187)
Tidak disebutkan hukuman apapun disini. Allah taala mengatakan bahwa berbagai hal yang menyakitkan akan dikatakan tentang kalian. Seorang Muslim hanya diminta menunjukkan kesabaran ketika tindakan menghina terhadap mereka dengan cara apapun. Tetapi tidak ada menyebutkan hukuman apapun.
Lebih lanjut Alquran menyatakan:
“Dan, sesungguhnya Dia telah menurunkan kepadamu di dalam Kitab ini bahwa apabila kamu mendengar Ayat-ayat Allah swt. diingkarnya dan dicemoohkannya, maka janganlah kamu duduk bersama mereka sebelum mereka beralih ke dalam percakapan lainnya. Jika demikian, sesungguhnya kamu niscaya semisal mereka. Sesungguhnya Allah swt. akan menghimpun orang-orang munafik dan orang-orang kafir semua di dalam Jahannam.” (Q.S 4:141)
Allah taala menyatakan bahwa ketika seseorang dengan suka hati melakukan penghujatan, satu-satunya tindakan dari orang orang beriman adalah jangan terus menemani orang tersebut dan duduk bersama mereka lagi. Dan Perlu dicatat bahwa hukuman bagi penghujatan tidak disebutkan sama sekali.
Hubungan Muslim dengan Pengikut Agama lain
Pertanyaan lain yang mengganggu pikiran banyak orang adalah bagaimana ajaran Islam tentang hubungan dengan pengikut-pengikut agama lain. Apakah Islam mengajarkan Muslim untuk menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang terhadap mereka?
Alquran memberikan pedoman yang cukup mengenai hal ini.
“Katakanlah, “Hai Ahli-kitab, marilah kepada satu kalimat yang sama di antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah kecuali kepada Allah swt., dan tidak pula kita mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan [a] sebagian yang lain sebagai Tuhan selalin Allah swt..” Tetapi, jika mereka berpaling, maka katakanlah, “Jadilah saksi bahwa kami orang-orang yang menyerahkan diri kepada Tuhan” ” (Q.S 3:65)
Ini adalah semangat kerjasama yang Islam telah tanamkan antara kalangan umat Islam untuk mengundang pengikut agama lain secara bersama-sama atas dasar umum dan bersama-sama bekerja dalam upaya mencapai saling menghormati dan menghargai.
Pada subyek yang sama, Alquran menyatakan lebih lanjut:
“Dan, tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa; dan janganlah kamu tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” (Q.S 5:3)
Perlu dicatat disini bahwa Islam tidak menyebutkan dalam ajaran kerjasama ini, atas pertimbangan agama apapun. Jika ajakan itu ditujukan kepada kita berupa perbuatan baik untuk tujuan mulia, Alquran mengatakan bahwa anda harus selalu menerimanya. Ajakan tersebut mungkin dari Yahudi, seorang Kristen, seorang Hindu, Budha atau penganut agama apapun atau bahkan dari seorang atheis; Islam mewajibkan kaum muslimin untuk maju dan bekerjasama.
Mereka hanya harus melihat alasan mengapa mereka diundang, bukan melihat siapa yang mengundang untuk melakukan hal tersebut.
Islam telah memberikan prinsip emas yang dapat diikuti dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia. Islam mengajarkan bahwa segala urusan harus didasarkan pada keadilan.
Alquran menyatakan:
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu berdiri teguh karena Allah, menjadi saksi dengan adil; dan janganlah kebencian sesuatu kaum mendorong kamu bertindak tidak adil. Berlakulah adil; itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah swt. Sesungguhnya, Allah swt. Maha Mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan.” (Q.S 5:9)
Ini membuat hal yang sangat jelas bahwa Islam memerintahkan pengikut sejatinya, kendatipun dengan musuh sekalipun mereka harus selalu bersikap adil. Apakah mungkin agama yang mengajarkan ajaran kerukunan dan kerjasama yang indah ini – bisa mendorong kekerasan atau kebencian terhadap orang lain?
Pada titik ini, izinkah saya menyebutkan bagian nasehat yang sangat penting dari Pendiri Jamaah Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (as) dari Qadian, Almasih dan Almahdi yang dijanjikan. Beliau telah menjelaskan prinsip fundamental ini, karena tujuan utama kedatangannya adalah untuk menghidupkan kembali ajaran Islam dan pekerjaan menyebarkan ajaran Islam untuk seluruh dunia. Dalam menjelaskan semangat sejati kerjasama dan membantu orang lain Beliau berkata:
“Ini adalah prinsip kami untuk bersimpati pada seluruh umat manusia. Jika seseorang melihat kebakaran di rumah tetangga Hindu, dan ia tidak bangun membantu memadamkannya, saya katakan kepada kalian dengan sebenarnya bahwa dia bukan dari ku. Jika salah satu pengikutku melihat seorang Kristen terbunuh dan dia tidak pergi menolongnya, saya katakan pada kalian dengan sebenarnya bahwa dia bukan dari kita…Saya katakan dengan bersumpah dan kesungguhan bahwa saya tidak memiliki permusuhan dengan siapapun…Jika ada seseorang mencaci makiku, saya tujukan keluhanku kepada Tuhan, bukan pada pengadilan lainnya. Meskipun dari semua itu, adalah kewajiban kita untuk memiliki rasa simpati pada seluruh umat manusia.” (Siraj-e-Muneer, Ruhani Khaza’in, jilid 12,. Hal.28).
Tindakan ketika Islam diserang
Mari kita ambil pertanyaan penting lain yang umumnya diajukan oleh banyak orang. Mereka mengatakan bahwa sementara Islam tidak mendukung kekerasan, perang, kebencian terhadap orang lain dan tidak memperkenankan setiap agresi terhadap orang lain.  Kemudian jika orang lain mengambil inisiatif dan memulai agresi terhadap orang-orang beriman, maka apa yang harus dilakukan?
Sekali lagi saya mengacu pada Alquran untuk jawabannya. Alquran menyatakan:
Dan perangilah di jalan Allah swt., orang-orang yang memerangimu, namun jangan kamu melampaui batas, Sesungguhnya Allah swt. tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas. (Q.S. 2:191)
Izin untuk melawan adalah hak dasar manusia. Izin tersebut diberikan pada umat Islam ketika mereka benar-benar diserang. Ketika Rasulullah saw dipaksa untuk hijrah dari Mekkah ke Madinah, penduduk Mekkah tidak meninggalkan beliau dan pengikut beliau dalam suasana damai. Sebaliknya mereka (para musuh, pent.) terus menerus menyerang beliau; dan hampir semua pertempuran terjadi di sekitar Madinah. Hal ini jelas menunjukkan siapa aggresor sebenarnya.
Perlu dicatat bahkan izin yang diberikan pada umat Islam untuk melawan dalam rangka membela diri – untuk pertama kalinya dalam sejarah Islam – adalah ketika mereka benar-benar diserang. Mereka diizinkan untuk membela dan melindungi kehormatan, harta, hidup dan agama mereka. Alquran menyatakan:
“Telah diizinkan bagi mereka yang telah diperangi, disebabkan mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah berkuasa menolong mereka. (QS 22:40)
Bahkan dalam hal izin ini, betapa humanis dan murah hatinya ajaran Islam, bahwa izin ini tidak boleh melampaui batas. Alquran menyatakan:
Barangsiapa menyerang kamu, seranglah dia sepadan dengan serangannya kepadamu; dan bertakwalah kepada Allah swt., dan ketahuilah bahwa Allah s.w.t.  beserta orang-orang bertakwa. (QS 2:195)
Islam, pembela terbesar perdamaian – telah memastikan bahwa reaksi dan respon terhadap agresi tidak boleh malampaui batas. Meskipun Muslim diizinkan untuk melawan agresi, diperintahkan pada mereka segera setelah musuh berhenti dari permusuhan mereka dan melakukan gencatan senjata, Muslim, menang atau kalau diminta untuk menyetujui penghentian tindakan bertahan mereka. Alquran menyatakan:
Tetapi, jika mereka berhenti, maka tidak ada permusuhan  kecuali terhadap orang-orang aniaya. ” (QS 2:194)
Saya telah sajikan disini hanya beberapa contoh dari ajaran Islam sebagaimana disebutkan dalam Alquran. Suatu hal yang jelas menunjukkan bahwa bahwa Islam tidak satupun menyebutkan ajaran yang mendorong terorisme atau peperangan melawan orang lain.
Satu hal yang harus ditambahkan disini untuk menjernihkan kesalahpahaman. Pada saat ini sebagian orang melakukan berbagai tindakan terorisme yang sayangnya mengatasnamakan Islam. Saya akan mengatakan bahwa ini hanya beberapa gelintir orang yang mengkhianati agama mereka sendiri melalui tindakan yang bertentangan dengan Islam. Dengan demikian, mereka melakukan tindakan yang sangat merugikan untuk keyakinan mereka sendiri. Mereka yang melakukan kekejaman dan tindak teroris terhadap orang lain atas nama Islam, tidak pernah diizinkan untuk membajak nama Islam yang indah, juga tidak bisa dijadikan sebagai duta Islam.Mereka adalah pelanggar dan layak dikutuk keras dan dihukum berat atas tindakan agresi dan menodai citra Islam yang indah.
Sebagai faktanya, definisi seorang muslim sejati menurut hadits Nabi saw adalah bahwa seorang muslim adalah dia yang dari tangan dan lidahnya, orang lain tidak terganggu dari kerugian atau bahaya apapun. Hal ini menunjukkan bahwa hanya orang damai yang benar-benar dapat menjadi seroang Muslim. Sedangkan orang-orang yang melakukan kekejaman, agresi dan tindakan barbar lainnya, walaupun dilakukan atas nama Islam – tidak layak disebut Muslim.
Contoh dari Rasulullah saw dalam hal ini sangat cemerlang dan paling baik. Beliau adalah duta perdamaian par excellence untuk seluruh umat manusia. Beliau tidak pernah memulai perang apapun sepanjang hidupnya. Beliau adalah orang yang selalu berusaha untuk membangun perdamaian antara orang-orang yang bertikai. Tetapi ketika lawan melancarkan agresi terhadap dirinya dan menyerang Madinah, Beliau tidak ada pilihan kecuali mengangkat senjata untuk membela diri. Sebagian besar pertempuaran defensif seperti itu terjadi di sekitar Madinah yang membuktikan bahwa jauh dikatakan agresor, Rasulullah saw selalu menjadi korban agresi.
Akhirnya saya ingin mengatakan bahwa pesan Islam sebenarnya adalah sebuah pesan damai untuk seluruh umat manusia. Ini adalah undangan terbuka bagi semua untuk datang dan mencari cahaya dari pesan dalam Islam. Saya meyakinkan mereka semua, melalui cahaya yang kekal yang diberikan oleh Allah, mereka akan mampu menerangi hati mereka. Dengan hati mereka yang dipenuhi cahaya Ilahi dan perdamaian, mereka akan mampu membangun perdamaian di sekitar mereka.
Jadi mari kita semua bekerja sama untuk pembentukan perdamaian. Mari kita bergandengan tangan bersama-sama. Kita semua harus bekerja sama untuk tujuan mulia menegakkan perdamaian ini sehingga kita benar-benar dapat hidup dan menikmati surga damai di bumi. Semoga Allah memungkinkan kita untuk melakukannya. Semoga Allah memberkati kita semua, aamiin.

* Tulisan ini ditulis oleh Ataul Mujeeb Rasded, Imam Masjid Ahmadiyah London, Pada kesempatan Perayaan 100 tahun Khilafah Ahmadiyah yang dihadiri oleh Presiden Mauritius,  Aneerood Jugnauth pada 13 Desember 2008.
Sumber:
http://www.reviewofreligions.org/1518/islam-is-not-a-religion-of-terror/
Penterjemah: Khaeruddin Ahmad Jusmansyah